Aku berjalan ke bawah, menuruni setiap anak tangga
jembatan penyebrangan itu. Dan, aku menoleh ke sisi kiri, kursi di halte itu
kosong. Hanya ada seorang wanita berhijab sendirian disana -mungkin sedang
menunggu seorang teman. Aku duduk di ujung yang berlawanan dengan wanita tadi.
Kami terhanyut oleh dunia masing-masing. Tak ada percakapan, atau seutas
senyum. Sesekali aku menoleh ke kanan. Berharap mobil patas yang akan membawaku
pulang sudah tiba. Tapi, berkali ku lihat, dan sekian menit aku menunggu, mobil
patas itu belum juga datang. Mulai jenuh dengan menunggu, aku mengeluarkan handphone-ku. Mulai merangkai kata
menjadi kalimat, hingga menjadi sebuah cerita yang utuh.
Aku bukan seorang penulis, tapi aku ingin merangkai
setiap peristiwa yang ku alami menjadi tulisan, yang suatu saat bisa ku baca
kembali.
Ahh, mobil patas yang akan membawaku pulang ke kota
ku sudah datang. Aku bersiap, setengah berlari untuk mengejarnya. Dan,
keberuntungan sedang tak memihak padaku, mobilnya ternyata penuh, hingga aku
terpaksa berdiri sampai tiba di tujuan. Tak apalah, yang penting aku bisa
pulang, pikirku.
Aku pun kembali mencoba merangkai kata demi kata.
Memaksa ingatanku untuk merekam setiap inchi jajak kehidupan.
Dan, inilah awal . . .